Erdogan Bukan Sultan Abdul Hamid II Apalagi Shalahuddin

By den_bagus on 07.38

Filed Under:

Perdana Menteri Turki pulang ke negerinya tanggal 5 Februari dengan disambut sebagai pahlawan setelah melakukan ‘walkout’ dari KTT Forum Ekonomi Dunia (world economic forum). Prestasi yang “luar biasa” yang dilakukannya adalah tindakannya keluar dari KTT itu setelah terjadi debat yang memanas dengan Shimon Perez yang berkaitan dengan agresi Israel atas Gaza.
Erdogan juga telah membuat beberapa pernyataan bernada marah mengenai Gaza dan secara perlahan dilihat sebagai salah seorang yang penentang yang keras atas Agresi Israel.

Erdogan, ketika berbicara pada kampanye pemilu tingkat walikota di Anatolia, mengatakan bahwa Israel melakukan “tindakan yang tidak berprikemanusiaan yang akan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri. Cepat atau lambat, Allah akan menghukum orang-orang yang melanggar hak-hak orang-orang yang tidak berdosa. “

Jika anda melihat kaitan masa lalu atas pernyataan-pernyataan ini dan tindakan ‘walkout’ nya itu di KTT itu, sangat jelas bahwa Turki adalah sahabat terbesar Israel di wilayah itu.

* Turki memiliki sejarah panjang hubungan persahabatan dengan Israel. Negeri itu adalah negeri muslim pertama yang mengakui Israel pada tahun 1949.
* Tahun 2006 Menlu Israel menyebut hubungannya dengan Turki “sempurna”.
* Turki adalah negeri terbesar ke 8 dalam hal partner dagang dan perdagangan tahunan yang mereka lakukan bernilai sekitar 4 miliar dollar.
* Turki dan Israel memiliki aliansi militer. Militer kedua Negara itu telah melakukan latihan perang bersama, khususnya angkatan laut mereka. Pilot-pilot Israel bahkan melatih angkatan udara Turki, dengan menerbangkan perangkat untuk latihan dari sebuah pangkalan Turki dekat Ankara. Israel telah menyediakan pesawat udara tidak berawak untuk memonitor aktivitas pemberontak Kurdi di wilayah Selatan Turki.
* Pemerintahan Erdogan menunjuk Jendral Buyukanit sebagai Kepala Staff Angkatan Bersenjata, seorang yang dikenal sebagai pro-Israel dan salah satu tugasnya adalah menghilangkan sentiment anti-Israel di jajaran militer senior Turki.
* Tahun 2006 surat kabat Jerusalem Post melaporkan bahwa Israel dan Turki sedang merundingkan pembangunan sebuah proyek energi dan air yang bernilai jutaan dollar yang akan mengangkut air, listrik, gas alam dan minyak bumi ke Israel melalui pipa-pipa.

Jadi kita jangan terkecoh dengan tindakan-tindakan simbolis yang kosong itu, Turki dan Israel mungkin seperti sepasang kekasih yang sedang berselisih atas masalah sepele, tapi hanya itu saja.

Satu poin terakhir yang perlu disebutkan adalah bahwa rakyat Turki bisa saja memberikan sambutan kepada Erdogan sebagai seorang pahlawan karena protes dengan melakukan ‘walkout’, maka bayangkan saja sambutan yang akan dia terima seandainya dia menggunakan sumber daya yang dimilikinya sebagai penggetar untuk mengakihiri konflik secara menentukan. Hanya diperlukan seorang pemberani dan Umat akan berada di belakangnya, Insya Allah.
(Khilafah.com, terjemahan Riza Aulia)

1 komentar for this post

erodgan memang berbeda dengan Sultan Abdul Hamid. Erdogan orang GEorgia sedangkan Sultan adalah orang Turki. Sebelum menilai seseorang penulis harusnya melihat dulu konstitusi Turki. Memang PArtai KEadilan dan PEmbangunan memenangkan pemilu namun PArtai AKP hanya mamapu menempatkan dua orang saja pada dewan pemerintahan di anatara 13 orang dewan pemerintahan lainnya yang beraliran sekuler. dewan pemerinatahn ini bsia mencopot Presiden dan PM kapan saja. Jadi memang Erdogan mesti berhati-hati dalam hal ini. PErcuma saja kalu nanti bertindak lebih keras maka PM bisa tumbang. LEbih baik khan Erdogantetap di sana dan sekaligus membuat perubahan hingga Turki benar-benar di naungan ISlam.

Posted on 26 Februari 2009 pukul 17.13  

Posting Komentar

 Blog Terbaik News & Journalism - Top Blogs Philippines Malaysian Topsites - TopMalaysia.OrG Journalist Blogs - Blog Catalog Blog Directory Indonesian Muslim Blogger