Obat peluruh janin atau obat penggugur kandungan dikabarkan beredar bebas di Kabupaten Blitar. Sejumlah toko obat di wilayah Kec Nglegok diduga leluasa memperjualbelikanya ke masyarakat.

Informasi yang dihimpun di lapangan, Kamis (5/2/2009), kapsul itu seharga sekira Rp200 ribu per butir. Pembeliannya pun tanpa harus menunjukkan resep atau persyaratan khusus.
"Asal punya uang dan kenal baik dengan penjualnya, semua pembeli akan dilayani," ujar sumber yang enggan disebutkan namanya, Kamis (5/2/2009).

Menanggapi hal tersebut anggota Komisi Bidang Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial DPRD Kab Blitar Panoto membenarkan informasi tersebut. Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku mendapat masukan dari masyarakat tentang maraknya obat aborsi.

Atas masukan tersebut, Komisi IV hari ini telah memanggil Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.

"Benar kami juga mendapat informasi dari masyarakat tentang beredarnya obat aborsi di masyarakat. Artinya bebas di perjualbelikan. Karenanya hari ini kita panggil dinas kesehatan. Sebab ini sangat berbahaya jika benar adanya," tuturnya.

Panoto berpendapat, peredaran secara bebas obat aborsi sangat rawan disalahgunakan. Dan hal itu akan mengarah pada perbuatan pidana. Karenanya dalam pertemuan dengan pejabat dinkes, Panoto akan mempertanyakan fungsi Tim Pengawasan dan Pembinaan Makanan dan Obat (TP2MO).

"Kita tekankan pada fungsi TP2MO selama ini. Apakah selama ini mereka bekerja optimal atau hanya diam saja. Buktinya ada laporan dari masyarakt seperti itu," tegasnya.

Sementara itu, iseng seseorang mencoba melakukan searching di Google dengan kata kunci aborsi 2009.Hasilnya cukup mengejutkan, seluruh halaman pencarian menampilkan iklan jual beli obat aborsi.Ini semestinya menjadi permasalahan serius bagi pemerintah.Bahwasanya ternyata peredaran obat aborsi tidak hanya di Blitar, bisa jadi dikota-kota lain bahkan transaksi ini juga sudah menggunakan jasa internet[muslimdaily]