Wakil Juru Bicara Hizbut Tahrir Turki : Kalau Erdogan Benar , Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel dan Kirim Tentara Turki Bebaskan Palestina
By den_bagus on 02.40
Filed Under:
HTI-Press. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan “walk out” dari Forum Ekonomi Dunia setelah adu mulut dengan Presiden Israel Shimon Peres mengenai konflik Gaza. Seperti dilaporkan AFP, Erdogan “walk out” di depan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan peserta lain karena protes komentarnya soal Gaza diperpendek.
“Saya merasa sangat sedih karena orang-orang tepuk tangan atas ucapan anda padahal banyak orang tewas, ” teriaknya kepada Peres sebelum dihentikan oleh moderator, wartawan Washington Post David Ignatius. Ia protes karena Peres diberikan 25 menit untuk berbicara dalam perdebatan sementara dirinya hanya 12 menit.
Sikap Erdogan ini menimbulkan pro-kontra.Ada yang menyambutnya bagaikan pahlawan saat tiba Istanbul. Erdogan diberi gelar ‘pahlawan’, pemimpin umat Islam dan julukan memuji lainnya. Bahkan yang menarik dalam laporan Berita Astro Awani yang menjuluki nama Erdogan dengan gelaran ‘Penakluk Davos’ atau jika ditukar ke dalam bahasa Arabnya menjadi “Al-Fatih”. Ini sebagaimana gelaran yang diberikan kepada Muhamad Al-Fatih yang membuka kota Constantinople dan menukar namanya menjadi IslamBul (Bandar Islam).
Berbeda dengan itu, wakil juru bicara Hizbut Tahrir Turki dalam pernyataan persnya menganggap tindakan Erdogan tidaklah cukup menyelamatkan Palestina. Dia menyatakan seharusnya pemerintah Turki yang dipimpin Erdogan tidak sekedar berdebat di forum itu . Tapi melakukan tindakan nyata dengan memutus hubungan diplomatik secara total dengan Israel dan memerintahkan pengiriman tentara membebaskan Palestina.
” Kalau Erdogan benar-benar serius, seharusnya dia memutus hubungan diplomatik dengan Israel dan mengirim tentara ke Palestina membebaskan Palestina dari penjajahan Israel”, tegasnya.
Republik Sekuler Turki sendiri memang memiliki sejarah panjang dan hubungan yang sangat dekat dengan negara Israel. Negara yang didirikan Kamal at Tartuk - sang Pengkhianat dengan dukungan Inggris- ini merupakan negara muslim pertama yang mengakui keberadaan Israel pada tahun 1949. Menggambarkan kedekatan itu pada tahun 2006 departemen luar negeri Israel mensifati hubungan negaranya dengan Turki dalam katagori ’sempurna’. Turki merupakan mitra dagang yang sangat dekat Israel dengan nilai perdagangan mencapai 4 miliar US dollar.
Turki dan Israel juga memiliki aliansi militer. Kedua negaranya ini sering melakukan latihan perang bersama terutama angkatan laut. Pilot-pilot Israel juga sering dilatih di Turki. Sementara Israel memberikan pesawat udara untuk memonitor aktivitas pemberontak Kurdi di Turki sebelah tenggara.
Pemerintah Erdogan menunjuk Jenderal Buyukanit’s sebagai kepala staf Angkatan Bersenjata. Jenderal yang dikenal pro Israel dan salah satu tugasnya adalah mengeleminir sikap anti Israel di kalangan perwira senior angkatan bersenjata Turki.
Tahun 2006 the Jerusalem Post melaporkan Israel dan Turki sedang melakukan negoisasi proyek pembangunan bernilai jutaan dolar. Proyek ini untuk membangun jaringan pipa air, listrik, gas, dan minyak ke Israel.
Masih menurut wakil juru bicara HT Turki, kalau Erdogan benar-benar terhormat, seharusnya sejak awal menolak duduk dalam forum Davos. Mengingat pertemuan yang dibentuk oleh negara-negara Barat hanya untuk kepentingan kelompok Yahudi.
Kalau ingin terhormat, seharusnya Erdogan menyatakan dengan tegas Israel adalah negara illegal, dan memutuskan semua bentuk hubungan dengan negara illegal itu. Isu Palestina tidak akan bisa diselesaikan di forum Davos. ” Yang dibutuhkan adalah jihad fi sabilillah memerangi negara illegal ini dengan mengerahkan tentara Turki”, tegasnya.
Namun tampaknya, Erdogan tidak punya keingian untuk memutuskan hubungan diplomatic dengan Israel. Tampak dari pernyataannya yang mengatakan “adalah mudah bagi bujangan (laki-laki yang belum menikah ) untuk memutuskan pasangannya”. Tindakan Erdogan ditengarai sekedar mencari dukungan umat Islam dalam pemilu Turki ke depan.
Gelar al Fatih tentu saja berlebihan, kalau Erdogan ingin menjadi al Fatih, seharunya dia menjadi Sholahuddin Al Ayyubi yang berperang mengusir tentara salib dari bumi yang diberkati Allah SWT, Palestina. Salahuddin berjuang keras melindungi umat Islam di Baitul Maqdis dengan mujahidin dan menghalau tentara kufur, dan barulah dia melakukan kesepakatan gencatan senjata. Namun kini Erdogan dengan Turki yang sekular terus menerus mengadakan hubungan intim dengan negara Israel pembunuh, tanpa berbuat apa-apa ke arah pembebasan bumi Palestina.
Untukmu Erdogan, kalau anda ingin digelar Al-Fateh maka bertindaklah sebagai Al-Fatih. Bebaskan Palestina sebagaimana Salahuddin Al-Ayubi membebaskannya. Umumkan jihad atas Israel, dan serulah kepada semua pemimpin dunia Islam agar bergabung mengalahkan Israel dan Amerika. Tegakkanlah Khilafah, dan serulah pemimpin dunia Islam agar bersatu di bawah satu kepimpinan dan satu bendera.
Serulah mereka semua agar berjihad memerangi Yahudi dan Amerika. Jika inilah yang engkau lakukan, maka kisah kehebatan Erdogan sebagai pembebas Baitul Maqdis akan pasti dikenang oleh generasi umat ini sebagaimana umat ini mengenang Muhamad Al-Fateh, Salahuddin Al-Ayubi dan juga Sultan Abdul Hamid II. Jika inilah yang engkau serukan wahai Erdogan, maka niscaya namamu terpahat indah dan diabadikan dengan penuh keharuman di dalam lipatan sejarah kaum Muslimin. Dan jika inilah yang engkau serukan, Insya Allah namamu akan terpahat di pintu syurga sebagai pejuang dan penegak agama Allah.(FW/ dari berbagai sumber)[hti]
1 komentar for this post
Saatnya Dunia bangkit melawan kebiadaban Israel dan sekutunya...