Golput Pada Pemilu 2009 Tetap Tinggi

By den_bagus on 18.34

Filed Under:

Yogyakarta (ANTARA News) - Masyarakat yang tidak menggunakan hak pilih, biasa disebut golongan putih (golput), pada pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 diperkirakan tetap tinggi seperti yang terjadi pada beberapa pemilihan kepala daerah (pilkada).

"Prediksi itu didasarkan atas minimnya pengetahuan masyarakat tentang tata cara pemberian suara yang berbeda dengan pemilu sebelumnya, yakni dari mencoblos menjadi mencentang atau mencontreng," kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Abdul Gafar Karim di Yogyakarta, Sabtu.
Yogyakarta (ANTARA News) - Masyarakat yang tidak menggunakan hak pilih, biasa disebut golongan putih (golput), pada pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 diperkirakan tetap tinggi seperti yang terjadi pada beberapa pemilihan kepala daerah (pilkada).

"Prediksi itu didasarkan atas minimnya pengetahuan masyarakat tentang tata cara pemberian suara yang berbeda dengan pemilu sebelumnya, yakni dari mencoblos menjadi mencentang atau mencontreng," kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Abdul Gafar Karim di Yogyakarta, Sabtu.[antr]

Golput Akan Terus Naik


SUKOHARJO - Tampaknya, masyarakat mulai jenuh dengan pemilihan umum (pemilu). Pasalnya, dari beberapa penyelenggarannya --dari pemilihan presiden, wakil rakyat, sampai pilkada-- tren peserta menurun. Atau, tren untuk tidak memilih, yang biasa disebut golput, meningkat.
Buktinya, di pemilihan presiden (pilpres) tahap I partisipasi hanya 80,02 persen, dan menurun di tahap II menjadi 76,96 persen. Sementara, di pemilihan gubernur 2008 lalu partisipasinya hanya 58,46 persen.
"Faktor penyebab menurunannya partisipasi ada 7 items. Salah satunya, kekecewaan pemilih terhadap pilihannya, setelah memangku jabatan. Mungkin, aspirasinya tidak bisa direalisasikan ketika yang dipilih menjabat," papar Ketua KPU Propinsi Jawa Tengah, Ida Budhiarti, di Lokakarya Membangun Kesadaran Politik Masyarakat, di Solo Baru, kemarin (29/12).
Tren penurunan pemilih juga menunjukkan gejala kejenuhan berpolitik. Sebab, jarak antara pemilu, pilpres, pilkada sangat dekat, sehingga pemilih lelah. Lalu, figur calon dianggap kurang menarik, dan tidak ada kedekatan emosional antara pemilih.
Kurangnya kesadaran untuk menggunakan hak pilih, kurangnya pelayanan teknis administrasi calon pemilih, kekecewaan terhadap kebijakan, dan pemboikotan terhadap calon yang ingkar janji, menambah deret penyebab golput meningkat.
Dalam kesempatan itu, Ida mencontohkan adanya penelitian dari sebuah media massa yang menyatakan ada ketidakpuasan akan kinerja partai politik. "Mulai dari proses rekrutmen anggota sampai cara parpol mengontrol pemerintahan," tambah Ida.
Saat ini, KPUD Propinsi Jawa Tengah berusaha menyampaikan sosialisasi dengan format yang menarik untuk mengantisipasinya. Mereka juga menyebarluaskan produk sosialisasi pemilu kepada badan penyelenggara pemerintah dan non pemerintah, selain kepada masyarakat. "Saya juga mempersilahkan KPUD daerah masing-masing untuk menyusun program sosialisasinya sendiri. Sesuai dengan kebutuhan lokal dan kebijakan KPUD," tambahnya.
Wakil Bupati Sukoharjo, Mohammad Toha, dalam seminar itu menambahkan golput mungkin masih akan terjadi di pemilu mendatang. Buktinya, di Pilgub Jawa Tengah lalu, angka golput mencapai 45 persen. "Mungkin aspirasi pemilih ternyata tidak terpenuhi, yang membuat masyarakat kecewa dan tidak memilih calon itu lagi," paparnya.
Maka, akan menjadi tantangan tersendiri bagi para caleg atau fungsionaris partai, untuk untuk terus memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Sebab, pemilih akan percaya jika yang dipilih mempunyai kredibilitas.
Namun, lanjutnya, perlu juga dimengerti bahwa kesadaran masyarakat untuk memilih berdasarkan nuraninya terkadang sulit. Sebab, sering banyak tekanan dalam memilih, sehingga tidak sesuai dengan keinginannya[radarsolo]

Golput akan Naik 30 Persen

YOGYAKARTA -- Golongan putih (Golput) dalam Pemilu 2009 mendatang diprediksikan akan mengalami peningkatan sebesar 30 persen. Sedikitnya dua alasan yang menyebabkan warga masyarakat Golput yaitu salah menandai gambar dan enggan mendatangi TPS.

Demikian diungkapkan Ketua DPW PKS DIY, H Ahmad Sumiyanto yang didampingi fungsionaris DPW PKS DIY pada ramah tamah dengan wartawan di Yogyakarta, Jumat (13/2). ''Berdasarkan hasil penjajagan kita di masyarakat, kemungkinan Golput akan naik sampai 30 persen,'' kata Sumiyanto.[republika]

Pemilu 2009 Angka Golput Akan Naik


JOGJA (Joglosemar) Pengamat politik dari UGM memprediksi persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu 2009 mendatang makin kecil. Salah satu indikasinya adalah tingginya angka golput dalam Pilgub dan Pilkada di beberapa daerah.
“Ketidakpercayaan kepada partai dan figur calon, merupakan salah satu menyebab tingginya golput saat Pilkada dan Pilgub maupun Pemilu mendatang,” ujar pengamat politik UGM, AA GN Ari Dwipayana dalam diskusi “Politik Indonesia Menjelang Pemilu 2009”, Jumat (4/7) di Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan (PSPK) UGM.
Ia mengatakan, pasca tumbangnya Orde Baru terjadi tren peningkatan jumlah golput dari tahun ke tahun. Pada Pemilu 1999 angka golput mencapai 10,21 persen, namun Pemilu 2004 jumlah golput naik menjadi 23,34 persen. “Untuk Pemilu 2009 tampaknya akan naik tajam,” ujarnya.
Ari mengatakan, angka Golput yang tinggi terjadi pada Pilkada di Jawa Tengah 45,25 persen, Jawa Barat 32,6 persen, DKI 37 persen, Kaltim 34,4 persen, Sumatra Utara 43 persen, Sulawesi Selatan 33 persen dan Sumatra Barat 39,9 persen. Data itu bisa jadi menjadi gambaran jelas dan gejala umum pada pemilu di masa mendatang. “Apalagi saat ini banyak terjadi perubahan perilaku pemilih yang mengalami ketidakpuasan pada partai politik dan figur yang dicalonkan pada masa lalu,”jelasnya.
Selain itu juga diungkapkan Ari, kekalahan beberapa partai besar di beberapa Pilkada karena banyak faktor. Ia mencontohkan, mesin partai politik tidak bekerja dengan baik karena terjadi fragmentasi internal dan proses rekrutmen yang tidak demokratis.
Kedua, menurunnya tidak kepercayaan pemilih.Ketiga, pemilih rasional mulai menyukai figur-figur diusung oleh partai-partai kecil dan menengah
Karena itu, Sumiyanto mengharapkan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) lebih giat lagi untuk melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat. ''Orang yang berpendidikan saja masih salah dalam memberikan suara, apalagi mereka yang berpendidikan rendah,'' kata Sumiyanto[joglosemar]

Kalau dari pengamantan den_bagus, bukannya sosialisasi pemilu itu terus dilakukan,setiap hari di media elektronik maupun cetak kita disajikan berita-berita pemilu.Apa benar ini kurang sosialisasi , apa benar ini kesalahan teknis.Mestinya kalau kesalahan teknis semakin sering pemilu semakin bisa diminimalisir kesalahan teknis itu. Atau sekarang rakyat semakin cerdas dan Ideologis.Kalau ane berharap sih rakyat semakit cerdas dan ideologis.[den_bagus]

2 komentar for this post

Wah... sayang dong klo jadi golput.
pilih dong !!!

Posted on 14 Februari 2009 pukul 20.18  

tapi sayang juga klok kita dibodohi oleh elit politik, yang mestinya pelayan bukan pemerintah karena kita yang nggaji

Posted on 14 Februari 2009 pukul 22.12  

Posting Komentar

 Blog Terbaik News & Journalism - Top Blogs Philippines Malaysian Topsites - TopMalaysia.OrG Journalist Blogs - Blog Catalog Blog Directory Indonesian Muslim Blogger